Kamis, 24 Januari 2008

Sajak Cintaku


Sajak Cintaku
Ketika kupandang bintang-bintang mengerling bulan Aku tak bergerak Ketika kulihat aneka bunga bermekaran di taman Aku tak bergerak Ketika kulihat burung-burung bercanda bercumbuan Aku tak bergerak Ketika kulihat istriku terlentang menantang Aku tak bergerak Ketika kulihat lukisan Leonardo atau Jeihan Aku tak bergerak Ketika kubaca syair-syair ‘Imri-il-Qais dan Qabhani Sajak-sajak Rendra dan Buseiri Bahkan kasidah Banat Su’ud Zuheir Dan kasidah cinta Rabi’ah Aku tak bergerak
(Rasanya tak ada yang seindah negeri ini Untuk dilukis dan dinyanyikan Negeriku adalah puisi Negeriku adalah lukisan Negeriku adalah nyanyian Negeriku adalah miniature sorga Yang dianugerahkan Tuhan)
Tapi mengapa kini Justru ketika kebencian mengganas Dendam membakar akalbudi Sesama saudara menjadi serigala Saling mencabik dan memangsa Aku tergerak menulis sajak Sajak cinta.
Tiba-tiba bintang-bintang dan bulan Terlihat benderang Bunga-bunga tampak lebih ceria Burung-burung kian asyik diperhatikan Istriku bertambah cantik Lukisan-lukisan semakin menarik Syair dan sajak menjadi lebih bermakna Meski sendiri aku menikmatinya.
Inilah sajak cintaku Cintaku yang pertama Cintaku yang utama Cintaku yang terakhir Cintaku yang tak berakhir Cintaku yang cinta Cintaku yang tercinta.
Zayin Achadia

Cintaku yang membakar rasa benci Cintaku yang melumatkan dendam dan dengki Cintaku yang senaung langit seteduh bumi Cintaku yang Insya Allah abadi.

Tidak ada komentar: